| 0 komentar ]

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Iffett yang biasa dipanggil Bundanya Slanker merupakan sosok seorang ibu pemberi support kepada Slank. Dia pun bangga menjadi bundanya ribuan slanker yang sering memberikan doa, masukan dan kritikan terhadap Slank agar menjadi lebih baik ke depannya.

Group papan atas Slank yang diawaki oleh Bimbim, Kaka, Ivanka, Ridho dan Abdee ini mengaku mendapat sentuhan halus, sosok yang sabar dan penyayang.

Bagi Bunda, panggilan akrab bunda Iffet, personel Slank merupakan anak-anaknya yang harus selalu diberi pengertian, masukan dan marahan jika diketahui ada beberapa kesalahan maupun ucapan selamat atas keberhasilan.

"Mereka itu anak semua bagiku. Mengingat saya tahu bagaimana mereka sebelum dan hingga saat ini," jelas Bunda Iffet yang berkerudung biru dengan motif batik.

Ketika ditanya mengenai aktifitasnya Bunda bersama Slank jika tak memiliki agenda tour, Bunda selalu melakukan pengecekan surat, email dan sms yang masuk ke Slank setiap harinya.

"Setelah subuh hingga siang selalu membuka surat, email dan sms yang masuk ke slank, dari yang berisi curhat hingga keluh kesah, tapi ya itulah... Namanya juga fans Slank (slankers) ya harus dilayani. Jadi kalau lagi membalas surat, email dan sms mereka itu ibaratnya seperti memiliki ribuan anak dari seluruh Indonesia," jelasnya. (*)

Readmore »»
| 0 komentar ]

Kembali ProFauna mendapatkan dukungan dari kalangan selebritis. Kali ini dukungan tersebut datang dari Bunda Iffet, manajer Slank sekaligus bunda bagi slankers Indonesia. Sebenarnya dukungan dari keluarga besar Slank ini bukan kali pertama yang diberikan. Ini adalah dukungan yang kesekian kalinya sejak Slank bergabung sebagai anggota ProFauna pada tahun 2002 silam.
Berikut adalah dukungan Bunda Iffet yang dituliskan dalam Koran Slank edisi 74>>Mei-Juni 2009.

Bundaku Sayang,Sayangi Binatang yang Dilindungi

Mari kita beramai-ramai dari musisi untuk peduli terhadap binatang yang dilindungi ini. Itu adalah sebuah kebanggaan juga buat kita bangsa Indonesia agar tidak kehilangan binatang asli Indonesia.
Di era globalisasi seperti ini sudah seharusnya kita manusia yang ada di dunia ini sebagai khalifah tentunya sudah sangat mengerti bahwa disamping itu ada makhluk lain yang perlu juga mendapat perhatian dari kita, yaitu binatang yang dilindungi adalah tanggung jawab kita semua. Jadi marilah kita bersama untuk membantu bagaimana agar bisa berjalan lancar memeliharanya sebelum binatang-binatang tersebut dilepas kembali ke habitatnya di alam. Karena binatang-binatang ini didapatkan kembali dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk dipelihara di rumah. Atau dari orang sudah sadar dan mengembalikan ke yayasan yang berhak memelihara dan mendidiknya yaitu ProFauna.
Mari kita bersama-sama menjadi anggota dari ProFauna. Umpamanya musisi dan juga dari penggemarnya agar ProFauna bisa berjalan terus dengan lancar dan tetap menjaga binatang-binatang dari Indonesia tetap berkembang sebagaimana mestinya. Selama ini sudah banyak binatang asli Indonesia yang dibawa lari ke luar negeri oleh karena itu beberapa tahun yang lalu ProFauna mohon bantuan dari musisi, diantaranya yang sudah menjadi anggota adalah grup Cokelat, Laluna dan Slank. Jadi dengan begitu banyaknya musisi di Indonesia ini sudah sepantasnyalah untuk sedikit membantu peduli kepada Yayasan yang peduli terhadap binatang yang dilindungi ini.
Mari kita beramai-ramai dari musisi untuk peduli terhadap binatang yang dilindungi ini. Itu adalah sebuah kebanggaan juga buat kita bangsa Indonesia agar tidak kehilangan binatang asli Indonesia.
Bunda akan cerita sedikit bagaimana mereka dari ProFauna itu menolong binatang-binatang agar bisa dikembalikan ke habitatnya. Di Malang, Jawa Timur ada tempat pemeliharaannya yang bagus karena pada waktu itu ada sebuah Foundation yang masih membantu membuatkan tempat tersebut dan semua pekerja disitu adalah sukarelawan dari anggota dan pecinta dan peduli terhadap binatang yang dilindungi itu.
Tempat tersebut seperti sekolahan aja. Binatang-binatang tadi dididik seperti seorang guru mendidik manusia. Sangat memerlukan kesabaran. Lebih sukar lagi dari mendidik manusia. Tapi mereka tetap sabar dan sangat berhati-hati karena lengah sedikit bisa-bisa kita sendiri yang terluka. Bunda menulis di sini karena memang sudah pernah melihat lokasi tersebut dengan Slank ketika sedang tur. Kami menyempatkan untuk menengok ke lokasi yang ada di Malang dan di Kalimantan. Jadi mudah-mudahan dengan tulisan Bunda, akan menjadi bertambah banyak anggota dari ProFauna ini agar jadi banyak yang peduli terhadap binatang yang dilindungi ini.
Mari kita beramai-ramai dari musisi untuk peduli terhadap binatang yang dilindungi ini. Itu adalah sebuah kebanggaan juga buat kita bangsa Indonesia agar tidak kehilangan binatang asli Indonesia. Tentunya mereka dari ProFauna membutuhkan dana untuk operasionalnya. Tidak usah bingung berapa besar sumbangannya. Tapi dengan menyisihkan Rp. 1.000; aja dari rejeki yang kita dapat. Lakukan semua karena Allah SWT, tidak dengan paksaan. Jadi seikhlasnya aja yang mau menyisihkan Rp. 1.000; Itu sudah sangat menolong dan sangat berguna bagi pemeliharaan binatang yang dilindungi itu.
Sebetulnya banyak sekali bagi musisi untuk menjadi perhatian yang positif selama kita masih bisa berkarya. Agar musisi bisa berkarya dengan kepanjangan asal kita ingat siapa-siapa aja yang perlu dibantu. Contohnya Slank bisa berkarya sudah 25 tahun itu karena kami selalu menyisihkan sebagian dari hasil setiap show untuk keperluan-keperluan yang sangat membutuhkan. Mudah-mudahan kita semua bisa saling tolong-menolong, walau mungkin tidak berarti buat kita, tapi berguna bagi mereka yang membutuhkannya.
Itulah sedikit laporan pandangan mata dari salah satu kegiatan Slank selama ini yang dilakukan. Bunda nggak bermaksud sombong, tapi sekedar mengajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang berguna bagi Nusa dan Bangsa Indonesia. Sekiranya cukup sekian tulisan Bunda untuk mengajak bangsa Indonesia untuk berpartisipasi dalam menanggulangi binatang yang dilindungi dari kepunahan.

Amin

Salam Bunda selaluPLUR (Bunda Iffet V Sidharta)

Readmore »»
| 0 komentar ]

Untuk Perlindungan Satwa liar
Aktivitas ProFauna dalam mengkampayekan perlindungan satwa liar dan alam telah mengetuk hati sejumlah selebritis Indonesia untuk mendukung ProFauna. Beberapa selebritis yang mendukung ProFauna antara lain Slank, Cokelat, La Luna, Melanie Subono, Edie Brokoli, dll. Para selebritis ini bergabung dengan ProFauna secara sukarela alias tidak dibayar. Mereka kemudian membantu ProFauna dengan cara mereka masing-masing.
Slank aktif mengkampanyekan ProFauna lewat koran mereka, memakai t-shirt ProFauna dalam beberapa konser mereka, terlibat dalam pembuatan film konservasi ’Menuju Kepunahan’ dan bahkan mencantumkan logo ProFauna dalam salah satu album mereka.
Melanie Subono bahkan pernah ikut dalam pelepasan lutung ke habitatnya. Edie Brokoli pernah menghadiri acara ProFauna Members Meeting untuk berbagai pengalaman dengan anggota ProFauna lainnya yang datang dari berbagai daerah. Cokelat dan La Luna turut memberikan pesan konservasi di film ’Menuju Kepunahan’ yang diproduksi ProFauna.

Readmore »»
| 0 komentar ]

Cover Buku Rock N Roll MomRock N Roll Mom inilah judul buku yang ditulis Bunda Iffet Veceha Sidharta dibantu editor ternama Darmawan S. Buku ini berisi tentang keterlibatan Bunda sebagai bidadari penyelamat Slank terutama dalam proses penyembuhan Slank dari ketergantungan narkoba dan juga perjalanan Bunda sebagai manajer Slank. Buku Rock N Roll Mom dilaunching di Gang Potlot III, JakartaSelatan, Jumat 3 Desember 2010 kemarin. Menjadi kado manis untuk Slank dan Slankers menjelang ulang tahun Slank ke 27 pada 26 Desember 2010 nanti.
Dalam Rock N Roll Mom book atau Buku Ibu Rock N Roll ini kita bisa membaca kisah keterlibatan Bunda Iffet (Ibu Bimbim) terutama semenjak tahun 1996 ketika Slank sedang drop akibat narkoba, terutama menimpa Kaka dan Bimbim. Terlebih saat itu Bongky, Indra dan Pay keluar dari Slank. “Akhirnya Bunda masuk ke manajemen Slank, karena semua managers lari. Apalagi waktu itu Slank pas baru bubar,” cerita Bunda saat launcing.
Peran besar Bunda adalah saat membawa Kaka, Bimbim dan Ivan keluar dari jeratan narkoba, dengan memosisikan sebagai ibu sekaligus teman, Bunda mampu membimbing ketiganya lepas dari narkoba dan melewati masa rehabilitasi. Keluarnya Slank dari Narkoba memiliki dampak positif yang luas, dimana akhirnya juga diikuti oleh banyak Slankers yang juga terinspirasi untuk meninggalkan narkoba.
Ya, secara kuantitas maupun kualitas, Slank merupakan musisi yang memiliki fans terbanyak dan tersolid di Indonesia, yang jumlahnya konon mencapai setengah dari penduduk Indonesia. So,apa yang dilakukan Bunda tidak hanya berpengaruh terhadap Slank tapi juga banyak orang, terutama Slankers. Maka tidak heran jika Bunda didaulat sebagai Ibunya Slankers.
Sebagai ibu, hingga saat ini Slank sudah berumur 27 tahun dengan torehan 18 album, yang terakhir adalah Album Jurus Tandur No.18-beliau secara konsisten dan telaten selalu menjadi tempat curhat bagi Slank dan Slankers, termasuk membalas curhat Slankers baik yang datang ke markas Slank di Potlot maupun yang mengadu via sms maupun surat dimana bunda membalasnya sendiri setiap curhatan Slankers.
Rock N Roll Mom bagi saya yang juga adalah seorang Slankers, adalah gelar yang tepat untuk Bunda Iffet, seorang ibu kelahiranJakarta 12 Agustus 1937 yang selalu berpenampilan slangean tapi selalu tampak berwibawa dan bersahaja.
Buku Rock N Roll Mom ini diterbitkan oleh Penerbit Hikmah (Mizan) dan kini sudah bisa dibeli di toko buku dengan harga Rp. 54.000 -  Sebelumnya, Bunda Iffet pada tahun 2004 lalu juga penah menerbitkan buku berjudul Bundaku Sayang, buku yang berisi 23 artikelnya yang sebelumnya dimuat di Koran Slank (lihat resensi saya Bundaku Sayang : Bundanya Slank.

Readmore »»
| 0 komentar ]


Bundaku Sayang Bunda Iffet Slank“Namun kini si bocah telah beranjak dewasa; Jiwanya tegar seakan tergugah oleh bisikan mama; – Mama bisikanmu telah memacu semangatku…; Nggak mau lagi ada rasa ragu… ; Ku kan terus berlari walau jalanku mendaki… yeah… ; Karna tujuan jelas nyata dan pasti…” (Slank – Bisikan Mama)
Sosok Bunda Iffet tentunya sudah tidak asing bagi kalangan muda, khususnya mereka yang mengidolakan band papan atas Slank. Bunda menjadi bidadari penyelamat, yang membawa Slank keluar dari jeratan narkoba, hingga kini menyatakan perang terhadap narkoba. Sang Bunda yang kini menjabat sebagai manajer Slank, membagi pengalaman dan pandangannya tentang Bangsa Indonesia melalui buku “Bundaku Sayang,” yang berisi 23 artikelnya yang sebelumnya di muat oleh Koran Slank. Dari mulai bagaimana seharusnya orang tua bersikap, sampai kepada permasalahan pengangguran.
Orang tua bukanlah pemberi nasehat dimana selalu memosisikan diri sebagai yang paling benar, tetapi orang tua harus menempatkan diri sebagai sosok yang dapat dipercaya oleh anak-anaknya, sehingga sang anak mendapatkan rasa nyaman untuk berterus terang akan setiap permasalahan yang dihadapinya, berdiskusi dan mencari solusi bersama.
Begitu pula ketika anak salah, semisal terjerembab kedalam dunia narkoba, orang tua harus melakukan evaluasi bersama, tidak hanya langsung menyalahkan anaknya, karena mungkin saja kesalahan itu ada pada orang tua sendiri yang kurang dalam mengawasi pergaulan anaknya ataupun tidak maksimal dalam memberikan kasih sayangnya, sehingga sang anak mencari perhatian di dunia luar, dan kemudian terjerumus kedalam lubang hitam narkoba. Dan dengan kasih sayang pula orang tua harus mendekati anaknya, dan tidak cukup hanya menyerahkan kepada dokter tanpa ada pendekatan yang khusus dari orang tua.
Bunda Iffet mencontohkan upaya penyelamatannya terhadap Bimbim anaknya dan personil Slank lainnya yang telah 7 tahun mengalami ketergantungan terhadap narkoba. Dengan sabar ia membimbing mereka (Bimbim, Ivan, Kaka), dan memposisikan diri selain sebagai ibu yang dengan kasih sayangnya juga sebagai teman yang dapat berdialog dengan terbuka. Alhasil Slank sembuh.
Kini sebagai rasa syukur atas kesembuhan Slank, Bunda bersama Slank mendirikan Padepokan Sukajaya, sebuah pusat rehabilitasi untuk menampung dan membantu kesembuhan penderita ketergantungan narkoba, dengan cara yang sama pesis yang pernah dilakukan terhadap Bimbim, Kaka dan Ivan.
“Apa pun bila kita katakan berat tentu semua perilaku kita, tindak tanduk, hawa nafsu semua akan berat karena segala apa yang dikerjakan itu harus dilandasi dengan cinta. Tanpa cinta pasti semuanya tidak bisa terselesaikan,” tulis Bunda.
Mengenai masalah pembajakan, sebagaimana yang dikampanyekan Slank dalam salah satunya albumnya yang bertitel “Bajakan”, bahwa membajak itu hukumnya haram, dalam “Bundaku Sayang” Bunda Iffet juga mengulas tentang pembajakan di Indonesia, beliau mengajak kepada para musisi agar kompak dalam mengkampanyekan anti pembajakan, karena para musisi harus memperjuangkan haknya. Begitu pula dengan pencipta lainnya baik itu dibidang musik atau pun perbukuan, dan hal ini akan membantu tugas pemerintah dalam mengungkap gembong pembajak yang selalu bersembunyi di dalam tebalnya selimut hukum.
Dalam bidang kesejahteraan, Bunda membahas masalah pengangguran yang menjadi paradigma sosial yang ada. Menurut Bunda persoalan pengangguran bukan hanya persoalan individu si penganggur ataupun persoalan pemerintah, namun persoalan pengangguran adalah persoalan kita semua, pada hekekatnya kita harus saling memberi peluang kepada sesama.
Slank dan Bunda Iffet
Untuk para pengangguran Bunda menyarankan agar jangan terjebak oleh ego, misalnya rasa malu untuk bekerja karena tidak sesuai dengan pendidikan ataupun menunggu-nunggu sesuatu yang tidak pasti seperti lowongan tenaga kerja, tapi yang harus dibangun adalah sikap mau bergerak dan inisiatif untuk mendapatkan penghasilan. Bunda mencontohkan bahwa mengamen pun bila itu adalah salah satu pilihan kenapa tidak dilakukan, asalkan halal maka semua pekerjaan adalah baik.
Dalam setiap bahasannya dalam buku ini, Bunda Iffet mencoba menempatkan diri ditengah-tengah realita yang ada, khususnya kalangan muda, dengan tutur bahasa yang nyaman Bunda juga memposisikan sebagai sosok teman yang seolah mengenal dengan dekat dunia remaja, sehingga ide dan gagasan yang ia sampaikan tidak kaku dan dapat diterima dengan baik.
Buku yang diterbitkan atas kerjasama Koran Slank, Pulau Biru Indonesia (Manajemen Slank) dan Yayasan Obor Indonesia ini adalah salah satu alternatif bacaan yang sudah seharusnya dikonsumsi oleh kaum muda sebagai sarana bercermin, para orang tua dan Ibu-Ibu yang tengah berjuang mendidik anaknya sebagai panduan, juga kalangan akademisi sebagai kajian atas nilai-nilai sosial yang patut diteladani. 

Readmore »»